Gajah merupakan hewan besar dengan
kekuatan yang sangat luar biasa. Meskipun tak pernah disebut sebagai raja
hutan, namun tak ada seekor hewanpun yang berani bertarung melawannya. Namun
meski demikian penduduk Thailand mempunyai cara yang sederhana untuk
mengalahkan gajah.
Mula-mula, mereka membuat perangkap dengan merancang rangkaian rantai yang dililitkan
pada sebuah pohon besar. Rantainya berukuran segengaman tangan laki-laki
dewasa. Pohonnya tinggi dan kokoh, sehingga jika masuk perangkap, sang gajah
tidak akan mampu memutuskan rantai dan merobohkan pohon. Perangkap itu dibuat
sedemikian rupa hingga bila sang gajah melawati tempat tersebut, maka kakinya
akan terikat dan gajah tidak bisa bergerak kemana-mana.
Singkat cerita, pada suatu hari terperangkaplah seekor gajah
besar. Kaki belakangnya tersangkut dan terikat rantai pada pohon besar. Sang
gajah hanya bisa berteriak dan berusaha lepas. Tapi, semua usahanya itu nihil. Setiap
kali berusaha berlari, gajah tadi pasti terjatuh. Setelah gajah tadi kelelahan
karena berusaha melarikan diri, maka sang pawang akan mendatanginya dan
memberinya makan. Demikian kejadian ini berlangsung dari hari ke hari.
Setelah kurang lebih dua minggu, dan gajah tadi sudah tidak
melakukan perlawanan lagi, maka pawang gajah akan melepas rantai dan
menggantinya dengan tali kecil yang terbuat dari serat kulit kayu. Apa yang
terjadi kemudian? Akankah gajah tadi memutuskan tali kecil yang mengikat
kakinya? Tidak, Kawan, ternyata gajah tadi dengan manis diam saja sambil
menunggu sang pawang datang
membawakannya makanan. Meskipun secara daya, seharusnya gajah tadi mampu
memutuskan tali kecil yang mengikat kakinya, namun pengalaman buruk terjatuh
selama sekian hari telah membelenggu pikirannya dan membuat gajah tadi memilih
untuk diam manis menunggu mendapatkan jatah makannya.
Sahabatku, terkadang hidup kita layaknya gajah tadi. Meski kita
mampu melakukan hal-hal luar biasa, namun kita memilih duduk manis tanpa daya.
Bukannya kita tidak mampu melakukan hal yang hebat, kita hanya tidak mau
melakukannya. Pikiran kita sudah terbelenggu sejak awal kita ingin memulai
sebuah action. Bahkan ada yang merasa bahwa dia dilahirkan memang dengan
‘balung kere’ (tulang miskin). Setiap hari dia hanya mengeluh bahwa balungnya
adalah balung kere. Bahkan ketika dilakukan rotngen pun pada tulang-tulangnya
terdapat tulisan ‘kere’ hehehe.
Hidup ini Pilihan
Segala kejadian yang terjadi pada diri kita
dalam kehidupan sehari-hari secara
praktis bisa dibagi menjadi dua kelompok besar :
1.
Manusia Dipaksa
Dalam hal ini
semua kejadian yang menimpa manusia memang benar-benar dipaksakan harus terjadi
kepadanya. Kita tidak mampu mengontrolnya. Tidak ada pilihan lagi yang bisa
diambil olehnya. Dalam konteks ini, sebenarnya kejadiannya masih bisa
dikelompokkan menjadi dua lagi:
a.
Berhubungan dengan hukum alam
Kejadian seperti kelahiran kita, siapa orang tua kita,
mejadi laki-laki atau perempuan, bahkan kapan kita mati sudah tertulis dengan
jelas pada skenario Allah. Tidak ada daya dan upaya lagi yang bisa kita lakukan
untuk mengubah sunatullah ini.
b.
Tidak berhubungan dengan hukum alam
i.
Kejadian seperti kecelakaan pesawat, mobil, kapal, musibah bencana alam
seperti gunung meletus, banjir dll merupakan kejadian lain yang juga tidak bisa
kita hindarkan, karena sudah dipilihkan oleh-Nya.
ii.
Bisa dikatakan karena kita sudah tidak mempunyai pilihan lagi untuk
kejadian-kejadian di atas, maka kita dibebaskan dari tanggung jawab atas hasil
yang diakibatkannya.
2.
Manusia Bebas Berbuat
Hidup ini penuh
pilihan. Meskipun Allah sudah menentukan takdir masing-masing manusia, namun
saya sangat meyakini bahwa takdir Allah itu bukanlah sebuah garis linear yang
hanya menuju satu kondisi tertentu. Allah telah menciptakan kita sebagai
sebaik-baiknya ciptaan, maka tentu dilengkapi dengan hak sukses dan bahagia.
Langkah-langkah kitalah yang akan menentukan garis akhir seperti apa yang akan
kita dapatkan. Kita dapat melakukan kontrol sepenuhnya atas nasib kita sendiri.
Seperti yang telah saya tuliskan di atas bahwa Allah telah menuliskan takdir
kita di lauful mahfudz, namun pertanyaannya adalah tidak ada seorangpun yang
tahu apa yang telah ditulis Allah tadi. Berbekal pada asumsi inilah, maka tugas
kitalah untuk memperjuangkan setiap sendi kehidupan kita sehingga kita
benar-benar akan menjadi sebaik-baiknya ciptaan Allah. Sebuah masterpiece.
Karena nasib kita tidaklah akan pernah berubah kalau kita tidak merasa
bertanggung jawab untuk memperbaikinya. Dalam konteks ini, karena kita sudah
diberi pilihan untuk menentukan nasib kita sendiri, tentunya ada konsekuensi
yang akan kita terima atas pilihan kita tadi. Konsekuensi tadi bisa berupa
kebahagiaan hidup karena kita telah memilih jalan yang tepat, baik dan benar
untuk kita, atau sebaliknya kita justru hanya mendapatkan kesengsaraan karena
telah salah memilih langkah.
Prinsip Jack Welch
Siapa yang tidak mengenal Jack Welch, sang CEO GE yang
pernah digelari sebagai CEO of the century karena gebrakan-gebrakannya dalam
menjalankan perusahaan yang didirikan oleh Thomas Alva Edison ini. Dalam
mengelola GE, Jakck Welch dikenal sangat bertangan dingin. Dia mempersiapkan
suksesornya dengan serius dan seksama. Berikut adalah beberapa prinsip Welch:
1.
Tentukanlah nasibmu sendiri atau orang lain yang akan menentukannya
Kita percaya dan yakin bahwa
untuk tetap sukses dan maju dalam dunia kerja kita, kitalah yang harus
mendesain dan mengarahkan perjalanan “roket karier” kita sendiri. We are the
master of our own career, bukan perusahaan, bukan bos kita, ataupun HRD.
Kitalah yang mesti menentukan. Dalam hal ini nilai kompetitif kita harus dipacu
sejak sekarang, sejak dari awal. Banyak orang merasa terperangkap dalam dunia
kerja dan merasa dirinya terbatas. Lantas muncullah angan-angan dan
berandai-andai bisa ke luar dan menjalankan bisnisnya sendiri. Mereka melihat
sisi menariknya memiliki bisnis sendiri. Bisa memiliki penghasilan tak
terbatas, jika kita bekerja keras dan berhasil, maka hasilnyapun akan dinikmati
sendiri, lantas memiliki waktu luang yang tak terbatas. Itulah sisi
mengasyikkan yang selalu diimpikan orang. Namun, mereka lupa sisi tantangan
maupun kesulitannya.
Pemikiran seperti itu adalah
SALAH!, karena kita tidak harus menunggu ke luar dari pekerjaan kita di kantor
untuk merasa sungguh-sungguh bekerja. Jika kita tidak bisa belajar menjadi
karyawan yang baik di perusahaan kita saat ini bekerja, maka kitapun tidak akan
bisa mengelola bisnis kita sendiri. Pada dasarnya, prinsip bekerja bagi orang
lain maupun menjalankan bisnis sendiri memerlukan mentalitas yang kurang lebih
mirip, hanya lahan tempat berkarya yang berbeda.
2.
Berubahlah sebelum kita dipaksa untuk berubah
Perubahan, satu hal yang pasti
terjadi dalam kehidupan kita. Dalam seluruh aspek. Mereka yang tidak siap
dengan perubahan, akan menanggung akibatnya tergilas oleh perubahan itu. Saya
sudah merasakan dan melihatnya.
Kita sangat ingin berubah, saya
ingin berubah, Andapun juga ingin berubah. Tapi kenapa begitu sulit?
Menghilangkan kebiasaan menunda-nunda, memulai olahraga, berhenti merokok,
mulai berinvestasi, berganti pekerjaan, hidup lebih jujur, lebih sabar. Kenapa
semua begitu sulit…
Kita pernah merasakan
keberhasilan dan kegagalan dalam merubah diri kita. Pertanyaan saya, apa yang
bisa kita ambil pelajaran dari yang telah berhasil kita raih? Dan bagaimana
agar perubahan itu langgeng dan berhasil…
Kesimpulan saya sebagai berikut.
Kenapa perubahan selalu gagal.
a. Kita
ingin berubah sekaligus dalam banyak hal
Secara logika, mudah sekali
merencanakan perubahan secara dramatis dalam segala banyak hal. Kesehatan,
keuangan, waktu, keuangan. Namun pada kenyataannya yang saya alami, yang kita
bisa lakukan adalah melakukan perubahan satu-persatu. Mana yang ingin kita
rubah terlebih dahulu. Saya tidak tahu dengan anda, namun dari pengalaman saya,
perubahan memang membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Seperti prinsip dalam
memanen padi, kita harus melakukan segala langkah satu-persatu, mulai dari
menanam, merawat, memupuki sampai akhhirnya kita akan memanen hasil perubahan
yang kita lakukan.
b. Kita
ingin berubah dalam bobot yang lebih besar
Ambil contoh misal berolahraga.
Saya ingin merubah pola hidup saya dengan melakukan jogging di pagi hari setiap
3x seminggu selama 1 jam masing-masing hari. Jelas, ini adalah batu sandungan
besar jika saya sebelumnya tidak pernah berolahraga sama sekali. Atau saya
memutuskan untuk berhenti total merokok. Perubahan hanya berhasil jika
dilakukan sedikit demi sedikit. Kita bisa memulainya dengan melakukan jogging 5
menit, menabung hanya 100.000/bulan atau perubahan apapun dengan sedikit demi
sedikit.
c. Memberi
banyak peluang untuk gagal
Mencoba diet? Tapi kulkas Anda
dipenuhi makanan yang akan menggagalkan niat diet Anda. Mencoba hemat? Tapi
dalam waktu senggang Anda habiskan pergi ke mall atau pusat perbelanjaan.
Demikianlah pengalaman saya,
namun satu hal pasti dari pengalaman saya, kita bisa melawan ketiga penghambat
perubahan di atas. Ada satu prinsip ideal yang saya pelajari dalam kehidupan
saya. Yaitu prinsip KOMITMEN atau KEPUTUSAN SEJATI.
Beda antara orang yang
‘menginginkan’ berubah dengan ‘berkomitmen’ untuk berubah. Kita harus mendesak
diri kita untuk menciptakan perasaan ‘HARUS’. Lalu setelah kita memutuskan akan
berubah, kita harus memegang kuat-kuat komitmen tersebut. Suka atau tidak, enak
atau tidak, kita akan bertahan. Kita yang harus menjadi pusat perubahan itu
sendiri, jangan mengharapkan orang lain untuk merubah kita, lalu kita yakinkan
bahwa kita harus berubah dan terakhir, jalani perubahan kita dengan konsisten.
KONSISTENSI adalah kuncinya..
3. Jangan berpikir untuk memulai sebuah kompetisi kalau kita tidak mempunyai
keandalan ilmu tertentu
Jack Welch sangat
piawai dalam mengaplikasikan prinsip yang satu ini. Konsepnya sih sangat
sederhana saja, jika kita tidak bisa menjadi yang pertama atau yang terbaik,
maka lebih baik beralih lahan pekerjaan. Jangan membuang-buang waktu, enegi dan
dana hanya untuk menjadi nomor dua!
Career Path
Dalam menjalani hidup, kita memerlukan sebuah tujuan yang
jelas. Banyak istilah mengenai tujuan hidup ini. Ada yang menyebutnya vision, atau
goal setting. Sementara beberapa pihak mengenal tujuan ini sebagai career path,
atau bahkan sebuah proposal hidup. Apapun namanya, intinya sama saja, yaitu
sebuah tujuan jelas yang memungkinan kita menjalani kehidupan kita dengan lebih
berdaya. Kenapa sebuah career path menjadi sangat penting? Menurut saya ada
beberapa hal:
1. Dengan menentukan career path kita sendiri, maka kita menjadi lebih mudah
merasa BERSYUKUR, karena kita mempunyai sebuah tujuan hidup yang jelas. Kita
tahu sekarang berada di mana dan yakin akan menuju kemana dan dengan cara apa
menuju ke sana.
2. Career path yang jelas menghindarkan kita dari kebiasaan MENGELUH karena
kita sadar bahwa kita mempunyai sebuah kekuatan terbesar manusia, yaitu
kekuatan MEMILIH.
3. Kalau kita memiliki sebuah tujuan hidup yang jelas maka kita akan mampu
berfikir lebih jernih, karena :
a. Kita bisa lebih berfokus pada melakukan TINDAKAN, dari sekedar berpanjang
angan-angan
b. Kita mampu membedakan mana hal yang MAMPU kita lakukan dengan yang TIDAK
MAMPU kita lakukan, sehingga tidak ada kesalahan dalam berdoa. Seringkali kita
merasa bahwa suatu hal berada di luar kemampuan kita, padahal sebenarnya kita
hanya TIDAK MAU.
c. Kita menjadi lebih RESPONSIVE. Makna responsive di sini adalah able to
choose the response, atau kemampuan kita memilih tindakan yang akan kita
ambil ketika kita menghadapi sebuah kondisi tertentu.
d. Kita hanya akan melaukan hal-hal yang kita anggap PENTING.
Saudaraku, itulah kira-kira pentingnya sebuah career
path. Jangan berkecil hati, kalau sekiranya Anda belum terbiasa membuatnya,
belum terlambat kok, buatlah sekarang juga. Kita tahu bahwa Tuhan sudah
menentukan takdir kita masing-masing, pertanyaannya adalah, sudahkah kita
merebut nasib kita tadi dengan baik dan benar? Semoga bermanfaat
-haridewa-
hariterakhirditalavera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar