(pendahuluan)
“Bisnis
Tersulit yang Harus Anda Bangun adalah Bisnis Pertama Anda, Karena Anda Harus
Belajar Saat Bisnis Anda Berkembang”
Pertanyaannya,
bisnis keberapa yang sedang saya jalankan saat ini? Beberapa orang bisa jadi
berpendapat bahwasannya ‘saya’ sudah menjalankan bisnis yang ke-6 tapi tetap
saja sulit untuk dikembangkan. (Mungkin maksudnya saya atau anda sudah
berganti-ganti bisnis sampai 6 kali, dan bisnis yang ke-6 pun tetap sama, ga
maju2 bisnisnya).
Terus, maksudnya pernyataan diatas itu apa? (“Bisnis Tersulit yang Harus Anda Bangun
adalah Bisnis Pertama Anda, Karena Anda Harus Belajar Saat Bisnis Anda
Berkembang”). Saya berpendapat bahwa kita perlu fokus, bersemangat, pantang
menyerah dalam menghadapi tantangan bisnis, dan sudah memiliki blue print akan seperti apa bisnis kita
ketika besar dan setelah selesai kita bangun.
Yang menjadi tantangan bagi yang baru mulai berbisnis
adalah tidak bisa fokus dan semangat diawal saja. Biasanya salah satu alasan
memulai bisnis adalah ingin memiliki waktu luang yang lebih banyak dibandingkan
ketika mereka menjadi seorang pegawai atau ingin bebas secara finansial.
Kemudian mulailah resign dari tempat
kerja dan memilih satu bidang bisnis yang sudah lama ada “kepala” yang memerlukan
action untuk memulainya. Dengan
semangat 45, bisnispun dimulai dan ternyata sangat luarr biassa. (biasanya luar
biasa pusing, hehe). Kenapa? Karena modal yang dipakai adalah pesangon hasil
dari resign, kemudian setelah
dijalankan, ternyata berbisnis itu tidak seindah yang dibayangkan. Alih-alih
punya keleluasaan waktu, yang ada dari jam 7 pagi sampai jam 11 malam, masih
aja ngurusin bisnis, belum lagi hasil yang didapatkan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah gaji yang diterima pada saat menjadi pegawai.
Nasiiibb...
Nah, biasanya ada 2 tipe orang dalam menyikapi situasi
seperti ini, eh 3 tipe deh. Yang pertama adalah tipe orang yang langsung balik
kanan, kembali menjadi pegawai/karyawan. Ternyata saya tidak ada bakat untuk
berbisnis, itu celotehnya. Tipe yang kedua adalah orang yang langsung
menganggap bahwa bisnis yang dijalankan tidak cocok untuk dirinya, kemudian
banyak menyalahkan situasi, gak cocok tempatnya, susah dapat karyawan,
konsumennya gak beres lah, dll. Kemudian mulailah mencari-cari ide lagi,
kira-kira bisnis apa lagi ya yang harus saya jalankan, bisnis pertama ditutup
dan mulailah bisnis kedua, karena dalam pikirannya bisnis yang kedua lagi nge-trend dan booming lagi...ternyata, apa yang terjadi??? Bisa anda tebaklah....
sampe bisnis yang ke enam pun bisnisnya gak jalan-jalan. Nah tipe yang ke tiga
adalah, tipe orang yang akan belajar dari kegagalan-kegagalan bisnisnya, dicari
akar permasalahannya, dievaluasi dimana yang salah, diperbaiki kemudian
menyusun strategi baru untuk terus menjalankan bisnisnya.
Saya tidak bermaksud untuk mengelompokkan dan
menyudutkan jikalau anda bersikap seperti tipe pertama atau tipe kedua, tapi
yang ingin saya sampaikan adalah dalam berbisnis, kegagalan demi kegagalan
pasti ada didepan kita, tinggal bagaimana kita menyikapi kegagalan tersebut
agar tidak terulang kedua kalinya. Jika anda tidak mau gagal dalam berbisnis,
janganlah berbisnis. Karena kegagalan itu temannya pebisnis dan setelah
kegagalan biasanya ada keberhasilan yang didapatkan.
Jika anda baru mulai berbisnis 1 tahun kemudian mandeg
dan anda berhenti, ingatlah kenapa anda memulai berbisnis? Ingatlah dorongan
yang begitu kuat, yang mengawali anda berbisnis, ingatlah keluarga yang perlu
anda nafkahi (buat laki-laki dan yang sudah berkeluarga), ingatlah waktu 1
tahun yang sudah anda habiskan untuk menjalankan agar bisnis anda tetap jalan,
meskipun rugi teruss, dan ingatlah bagaimana ketika bisnis yang anda jalankan
berhasil anda bangun menjadi perusahaan besarr, anda jadi Boss. Setelah itu,
bangun dan lanjutkan bisnis anda....
Pada sesi sharing di KMIB (Kelompok Mentoring
Inspirasi Bisnis) TDA Bogor Raya, ada salah satu peserta bercerita, perlu waktu
8 tahun mengembangkan dan membangun bisnis, sampai dengan sekarang, dimana
hampir semua tugas bisa didelegasikan kepada pegawainya, kecuali 1 posisi
(direktur), masih dijabat oleh beliau sendiri.
Dalam perjalanan bisnisnya berawal dari gerobak,
pernah gerobaknya rusak ditiup angin. Apakah tutup bisnisnya, Nggak atuh, ya
nyari jalan bagaimana agar kalau ada angin datang lagi, gak rusak gerobaknya.
Dikumpulkanlah modal hasil dari keuntungan bisnisnya untuk bisa pindah ke
tempat permanen. Kemudian asyik dan berkembanglah bisnisnya, sampai suatu saat
ditinggalin semua karyawannya, apakah tutup bisnisnya? Nggak lah... Apa yang
dilakukan, introspeksi diri kenapa ditinggal kabur karyawan, dicari solusinya,
seminggu kemudian buka lagi. Dan sampai saat ini pun saya yakin, masih banyak
tantangan-tantangan bisnis yang dihadapi beliau, peserta KMIB ini.
Saya bercerita panjang lebar plus tinggi, jadilah
rumus volume, hehe... bermaksud ingin menyampaikan bahwa menjadi pebisnis itu
tidak seindah yang dibayangkan dan jikalau berkomitmen untuk bisnisnya maju
tentunya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan untuk mencapainya. Sim
salabim....
Apa yang kita perlukan dalam membangun bisnis? Kita
harus tahu tahapan-tahapan yang harus dilewati agar kita bisa sampai kepada
tujuan yang ingin dicapai, yakni Big
Picture bisnis kita atau seperti apa bisnis kita ketika setelah selesai
dibangun?
Kalau boleh saya analogikan, menjalankan bisnis itu
ibarat kita naik gunung. Biasanya kita akan merencanakan akan melakukan
pendakian ke gunung mana, kemudian, disiapkan perbekalan, peta dari mulai start sampai finish di puncak yang dituju. Biasanya dalam peta itu terdapat shelter/pos tempat istirahat. Di pos
mana sumber mata air terakhir untuk mengisi jerigen air yang kita bawa, pos
mana yang jalanannya curam, dan pos mana yang jalannya landai.
Untuk mempermudah mengetahui posisi dimanakah kita
saat ini, maka dibuat 5 kategori/tingkatan wirausahawan:
- Pekerja Mandiri
- Manager
- Pemilik
- Investor
- Wirausahawan
Tingkatan ini membantu kita untuk mengetahui posisi
kita dalam berbisnis, dan apa yang perlu dilakukan di setiap tingkatan
tersebut.
Pertanyaannya, mulai dari manakah kita berbisnis?
Bersambung....
7 Oktober 2013
Ditulis oleh Yogi Alwan Fauzi
Pemilik CV.YOGITAS, Member dan Pengurus TDA Bogor Raya
Mantab....artikelnya sangat memotivasi bagi pemula sepertiku...tq
BalasHapusKembali =)..
Hapusizin belajar ya gan :-)
BalasHapusdipersilahkan gabung =)
Hapussaya butuh mentor bisnis klo saya bergabung di TDA apa ada yg mementori saya??
BalasHapusBanyak Pak =)
HapusSiang saya ke loksi sekretariatan jl yasmin raya sektor lll , bermaksud ingin brbaur dulu, ternyata adanya di hari sabtu dan minggu, kata pak komar dan wendi yang sedang merencanakan bisnis sea food
BalasHapusmulai tanggal 1 april tda centernya buka dari jam 08 - 17 wib pak =)...
BalasHapus